Dibubarkan dan dilarangnya FPI di Indonesia secara resmi oleh pemerintah menuai reaksi negatif dari sebagian pihak. Tanpa pikir lama, kalian sudah tahu siapa mereka
Amien Rais adalah salah satu orang yang protes dan geram dengan pembubaran FPI.
“Saya melihat ini sebuah langkah politik yang memang menurut saya itu menghabisi bangunan demokrasi kita,” kata Amien Rais dalam video di kanal Youtube-nya.
FPI dibubarkan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) enam menteri, yaitu Mendagri, Menkumham, Menkominfo, Jaksa Agung, Kapolri dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dalam SKB itu disebutkan bahwa FPI dibubarkan karena 35 anggotanya terlibat tindak pidana terorisme dan 29 di antaranya telah dijatuhi pidana.
Di samping itu, sebanyak 206 orang terlibat berbagai tindak pidana umum lainnya dan 100 orang diantaranya telah dijatuhi pidana.
“Mereka (pemerintah) langsung menyimpulkan tanpa ba bi bu, jangan dibantah. Kita gak boleh bantah bahwa 6 laskar FPI yang meninggal itu, oleh mereka itu juga termasuk geng teroris,” ucap Amien Rais.
“Sehingga jangan pernah diharapkan bahwa pemerintahan Jokowi ini akan mengadakan pengadilan, tidak perlu. Jadi tidak perlu ada pengadilan ya karena mereka sudah menyimpulkan bahwa FPI teroris. Sudah selesai,” katanya.
“Ini wanti-wanti saya kepada Pak Jokowi bahwa ketika Firaun mengganas di Mesir, biadab sekali, ada seorang yang beriman mengingatkan ‘eh Firaun dan konco-konconya, kamu jangan biadab, jangan membunuh orang semau-maumu’. Dan dia dikejar-kejar,” kata Amien Rais.
“Jadi saudara Jokowi saya tahu bahwa tidak minta lagi pengadilan HAM berat itu karena 6 laskar FPI itu sudah sejak semula diframe sebagai teroris. Oleh karena itu Anda gagal melampaui ujian berat,” kaya Amien Rais.
“Tapi urusan Anda Pak Jokowi dan teman-teman, juga Mahfud yang kemarin mengumumkan itu (pembubaran FPI), hati-hati ya Mahfud, urusan langsung kepada Allah,” kata Amien.
“Tolong, 3 tahun setelah ini, kalau masih berkuasa sama akhir 2024, nanti Anda menoleh ke belakang, ‘Ya Allah kok dulu bisa begitu ya saya’. Tapi sudah terlambat,” tambahnya.
Mendengar pernyataan Bapak tua satu ini terasa lucu, masih saja sok suci dan merasa paling benar. Amien Rais tak perlu bawa-bawa Tuhan dalam persoalan ini. Menjual agama untuk menarik simpati sudah tidak laku lagi. Rakyat sudah cerdas menyikapi ini. Toh, tidak ada gejolak massal yang berarti. Artinya, sebagian besar rakyat Indonesia mendukung langkah pemerintah membubarkan FPI. Yang menolak dan protes adalah kelompok kecil yang memang terafiliasi dengan mereka.
Harusnya Amien Rais yang bertobat dari nyinyirannya. Jangan sampai terlambat, menoleh ke belakang, ternyata kerjanya selama ini hanya meributkan langkah pemerintah secara membabi buta. Sudah terlambat, pak.
Tentu pembaca masih ingat bagaimana kelompok sebelah termasuk Amien Rais menjadi kelompok sok suci dan merasa didukung oleh Tuhan saat pilpres 2019 lalu. Salah satunya emak-emak yang baca puisi sampai meminta Tuhan memenangkan mereka. Kalau tidak menang, dia khawatir tidak ada yang mau menyembah-Nya. Nyatanya kalah juga. Tuhan kok diseret-seret ke dalam politik? Entah di mana urat malu mereka.
Justru Tuhan telah membuka mata banyak orang akan kelakuan Rizieq dan FPI yang semena-mena, arogan hingga berani menantang negara secara frontal. Kelompok kecil berani melawan negara, ini entah FPI-nya yang b*doh atau tidak pernah ngaca selama berdiri.
Kebenaran selalu akan menang. Dan saat ini kita melihat kehancuran FPI akibat ulah mereka sendiri yang selama ini selalu meresahkan masyarakat selama bertahun-tahun lamanya. Semua ini terjadi pasti karena kehendak Tuhan juga. Jadi lucu kalau Amien Rais bawa-bawa Tuhan seolah mereka ini benar dan dizalimi.
Pembubaran dan pelarangan FPI bukan menghabisi bangunan demokrasi, tapi menghabisi tukang pengacau yang berlindung di balik tameng agama, yang sifat aslinya adalah intoleran dan radikal. Ormas yang kerjanya hanya demo, ngerusuh, ngeributin urusan orang lain, persekusi dan intimidasi serta main ancam, layak dibubarkan dan diberantas. Justru kalau tidak diberantas, bakal merusak iklim demokrasi.
Sweeping seenak jidat, persekusi dan intimidasi membabi buta, apakah itu termasuk demokrasi? Dari pada komentar tak jelas, lebih baik Amien Rais pensiun aja.